
Book Review | Yes, Your Baby is A Genius
Judul Buku : Yes, Your Baby is a Genius (bayi anda sungguh jenius)
Penulis : Glenn Doman & Janet Doman
Penerbit : Tigaraksa Optima
Bahasa Indonesia | soft cover | beli di IG @qasimbookstore
Overview
Ini salah satu buku yang kubeli tepat 2 bulan setelah menikah, karena merasa harus mempersiapkan diri menjadi mama dengan bekal-bekal dari buku-buku tentang perbayian ini. Bisa dikatakan, buku ini adalah buku paling niat yang kubeli untuk menambah lagi pengetahuan untuk menjadi mama. Semangat banget memang di awal, namun kemudian disimpan begitu saja karena sudah tahu harus fokus ke promil dulu, sambil janji pada diri sendiri akan ‘balik’ baca lagi setelah hamil nanti.
3 bulan awal kehamilan sudah dipastikan tidak ada niat sama sekali untuk melakukan apapun, apalagi membaca buku, jadi skip lagi, pending lagi buka-buka kertas penuh tulisan ini. Daann, kemudian baru keambil kembali buku ini di kehamilan hampir mau 8 bulan. Sudah hampir telat sih, tapi masih okelah. Sebelum si bayi Mungil mama ini lahir, sudah sedikit terisilah otak mama dengan ilmu dari bapak Doman ini, yang katanya sebagai bapak hits para mama-mama di luar sana.
Menurutku, buku ini merupakan salah satu ’bible’ parenting yang wajib dibaca atau jadi teman mamil selama menikmati kehamilan. Sehingga nanti setelah anak lahir, pengetahuan mama sudah bertambah dan mampu lebih memahami perkembangan bayi sampai anak-anak nantinya.
Sebagai calon mama, apalagi seorang psikolog klinis yang bekerja bersama anak-anak, tentu buku ini memiliki manfaat tersendiri untukku. Di dalam buku ini dijelaskan mengenai bagaimana cara merancang sebuah program yang akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jalur-jalur sensori dan motorik bayi. Buku ini menjadi panduan untuk orang tua dalam mengawasi dan menjalani 12 bulan pertama pertumbuhan dan perkembangan otak anak kita.
Isi Buku
Kata-kata ini menjadi ’pukulan’ kesadaran baru untukku, sebagai calon mama dan psikolog anak
OTAK TUMBUH APABILA DI GUNAKAN !
Ini yang perlu di ingat (untuk diriku sendiri tentunya dan semoga juga untuk kalian ya) bahwa selain kebutuhan yang bersifat fisiologis dan emosional, bayi yang baru lahir juga dipastikan memiliki kebutuhan neuorologis. Kebutuhan neuorologis adalah kebutuhan otak untuk menerima ransangan, stimulus dan kesempatan. Bila kebutuhan neuorologis ini dapat dipenuhi dengan lengkap dan tepat maka kebutuhan fisik dan intelektual anak juga dapat meningkat dengan baik.
Kemudian ada lagi momen tamparan lainnya,
“sementara kita memberi makan perutnya, dengan makanan terbaik yang kita beli namun kita memberi makan otaknya dengan kebetulan”. Menurut Doman, bayi di zaman modern ini dibesarkan secara kebetulan dan bukan dengan tujuan yang jelas.
Rangsangan atau stimulus harus diberikan dengan sengaja bukan dengan kebutulan, apalagi tanpa tujuan dan plan-plan sebelumnya. Tidak bisa hanya sekedar atau asal saja. Semakin banyak otak digunakan, semakin banyak ia akan tumbuh, dan semakin mampulah bayi kita.
Bapak Doman juga mengatakan semakin awal bayi diberikan atau menerima rangsangan sensori dan bahasa serta memperoleh kesempatan untuk bergerak dan berekspresi, semakin besar kemungkinan bagi otak untuk tumbuh dan berkembang dan juga sekaligus mengembangkan keterampilan secara optimal.
Sel-sel otak yang berfungsi sebagai jaringan penting hanyalah sel-sel otak yang digunakan dan dirangsang secara memadai dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup sejak awal.
Sebaliknya, sel-sel otak yang tidak cukup digunakan atau di rangsang dan diberi kesempatan akan ’dipangkas’, artinya jika tidak digunakan maka sel itu akan mati.
Hah, dari awal saja sudah banyak di ’tampar’ lho dengan buku ini, tapi sekaligus jadi nagih juga buat bacanya. Bagiku buku ini worth it untuk dibeli dan dibaca ya!
Catatan: Saat anak dapat memahami dunia lebih awal, akan banyak keuntungan bagi anak tersebut dan juga orang tuanya.
Hal ini juga yang kuamini, lantas kenapa aku putuskan untuk membacakan si Mungil buku cerita sejak dalam kandungan. Keyakinan ia akan lebih mudah nantinya mengingat bahasa dan memudahkannya untuk bicara. Tak masalah kan ya, yakini apa yang kamu lakukan, dan lakukan apa yang kamu yakini.
Menurut Doman juga dalam bukunya ini, hal yang perlu kita lakukan adalah memberikan rangsangan visual (penglihatan), auditif (pendengaran) dan taktil (peraba)_dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang ditingkatkan selaras dengan keteraturan pertumbuhan otak.
Di buku ini dijelaskan bahwa newborn itu belum bisa melihat, mendengar dan meraba, istilahnya ia masih ’mati rasa’, itulah alasannya bayi membutuhkan kita sebagai orang tuanya. Kemudian dijelaskan lagi ada 4 tahap stimulasi yang dapat digunakan dan tiap tahap berisi penilaian kondisi perkembangan bayi saat itu (untuk menentukan program yang tepat), dan stimulasi sensori serta motorik yang dapat dilakukan.
Untuk mengembangkan ketiga jalur sensori di atas, bayi memerlukan rangsangan penglihatan, pendengaran, dan perabaan dari mama, papa dan lingkungannya. Jika terdapat satu area pada profil perkembangan yang menunjukkan bayi tidak sama tingginya dengan tingkat yang wajar untuk usianya, area itu menjadi prioritas utama ketika menciptakan program sensori. Namun jika sudah menguasai dengan baik kemampuan tersebutpun, bukan berarti ia tidak memerlukan rangsangan lagi. Rangsangan tetap diperlukan untuk memperkuat kemampuan bayi.
Kesadaran baru (yang lainnya) dari buku ini, adalah :
STOP MENGHIDUPKAN ALARM !
Misalnya, stop ya papa dan mama untuk selalu mengatakan ini, ‘anakku sudah usia segini, harusnya sudah bisa ini itu!’
Perkembangan anak memang beda-beda, namun ternyata bukan tergantung dari usianya tapi dari lingkungannya. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh atau kaya dengan rangsangan, akan dapat tumbuh dengan lebih cepat. Ingat, otak bisa bertumbuh karena digunakan, bukan karena berdasarkan jadwal-jadwal tertentu.
Menurutku begini, usia x anak sudah bisa ini itu (harusnya), tapi tidak akan bisa jika tidak dirangsang/diberikan stimulasi yang memadai (dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang semestinya).
Dalam buku ini banyak terdapat program-program stimulasi yang bisa dilakukan kepada anak untuk merangsang pendengaran, penglihatan dan taktilnya. Bisa menggunakan mainan edukasi atau buku-buku. Sebenarnya menstimulasi anak tidak asing bagiku, begitulah pekerjaanku tiap hari selama 5 tahun ini. Sudah kebayang sih sedikit demi sedikit bagaimana nanti membuat program stimulasi ini untuk si Mungil. Ayo belajar bersama ya nak!
Kegalauan mama setelah baca buku ini
Menurut bapak Doman, seharusnya atau sebaiknya ibu hadir secara langsung dalam menemani dan mendidik anak. Walaupun ibu bekerja, sebaiknya hanya setengah hari. 2 tahun pertama kehidupan anak adalah Golden Time. Jadi ibu di harapkan untuk hadir penuh dalam mendidik, merawat dan memberi stimulasi pada anak.
Sejujurnya, akupun ingin 24 jam bersama anakku, apalagi satu tahun pertamanya. Namun, kemudian berpikir lagi apakah harus tidak bekerja? Apakah kebutuhan akan tercover semua hanya dari satu pemasukkan saja? Bagaimana dengan pendidikannya kelak? Kemudian bagaimana dengan profesiku? Dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menyebabkan kegalauan bagi mama. Tapi ga apa-apa ya nak, kita jalani bersama ya.
Rekomendasi
Seperti biasa, buku ini sangat menjadi ‘teman baik’ bagi calon orang tua, orang tua, dokter anak, atau pihak-pihak lain yang bekerja di dunia anak. Buku ini bisa menjadi pegangan untuk para orang tua dalam hal membuat program stimulasi untuk anaknya.
______
Masih banyak lagi informasi-informasi penting dan menarik dari buku ini yang papa dan mama bisa baca sebagai bahan menambah pengetahuan ya. Silahkan langsung cus menuju bukunya dan membacanya dengan riang gembira dan santai.
Happy reading, papa mama!

